oleh

Pernyataan Cawako nomor urut 1, Nuryanto-Hardi Selamat Hood (NADI) Diduga Mendiskreditkan Perempuan

-Batam-271 views

jurnalzone.id , Batam – Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam Nomor Urut 1, Nuryanto-Hardi Selamat Hood (NADI) melontarkan pernyataan kontroversial yang dinilai mendiskreditkan lawannya Li Claudia Chandra cawalkot nomor urut 2.

Ironisnya ujaran tidak etis dituturkan oleh Hardi kepada Claudia saat memberikan pidato dalam acara Deklarasi Pilkada Damai 2024 yang diselenggarakan oleh Polresta Barelang.
Hardi menyinggung status pernikahannya dan karakter fisik dari Claudia. Dalam video yang tersebar, Nuryanto-Hardi S Hood, Hardi menyatakan bertemu si cantik Claudia namun sayang ia sudah memiliki istri.
“Hari ini saya bertemu si gadis cantik, pasangan salah satunya yang cantik, Ibu Claudia, sayangnya saya sudah beristri,” terang Hardi dalam video pendek berdurasi 4 menit 44 detik.

Pengamat politik Citra Institute Efriza menilai pernyataan tersebut sangat tidak etis dan mendiskreditkan perempuan yang diusung KIM Plus ini. Apalagi hingga menyinggung status pernikahan, mengingat Claudia merupakan seorang single parent.

“Kalau melihat apa yang dilakukan oleh paslon nomor 1 ini jelas adalah sikap tidak etis, tidak menghargai perempuan. Dia tidak menghargai perempuan dalam berpolitik, dan dia mendiskreditkan perempuan,” terang Efriza dilansir Metro TV..

“Apalagi sampai mengatakan “sayangnya saya sudah beristri,” terlebih lagi Ibu Claudia ini kita tahu merupakan seorang single parent, dia berjuang untuk anaknya,” imbuhnya.

Efriza kemudian mengatakan pernyataan Hardi tersebut juga termasuk dalam pelecehan terhadap perempuan di ruang publik. Di satu sisi, ia tidak menghargai perempuan dalam ruang lingkup berpolitik dan berdemokrasi.

Di sisi lain Hardi dinilai tidak menghargai perempuan yang telah menjadi istrinya karena dengan terang-terangan menilai fisik dari wanita lain di ruang publik.
“Satu sisi melecehkan istrinya, satu sisi lagi melecehkan pasangan rivalnya di pilkada,” ujarnya.

Terakhir, Efriza menyayangkan pernyataan yang dilontarkan Hardi kepada Claudia. Menurutnya hal tersebut menciderai semangat berdemokrasi dan mendiskreditkan perempuan dalam ruang politik.

“Dia tidak menghargai perempuan, tidak menghargai perempuan dalam karir politiknya, dan tidak menghargai demokrasi itu sendiri,” pungkas Efriza.

( *** )

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed