jurnalzone.id – Keterbatasan anggaran akibat APBD yang difokuskan pada pelaksanaan Pemilu (Pilpres, Pileg, dan Pilkada) menjadikan Permprov Kepri untuk sementara menghentikan revitalisasi kawasan Kota Lama, Tanjungpinang.
Hal ini disampaikan Gubernur Kepri Ansar Ahmad ketika meresmikan penataan kawasan Kota Lama di Jalan Merdeka dan Teuku Umar belum lama ini. Dan hal ini kembali ditegaskan Ansar, Rabu (3/1).
Namun demikian, penataan masih tetap dilakukan meski terbatas pada penataan kabel yang dianggap mengganggu estetika kota.
Penataan kabel dimaksud berada di sejumlah jalan utama di kawasan Kota Lama, yakni mulai dari Jalan Teuku Umar, Jalan Merdeka, hingga Gedung Daerah.
“Di tahun 2024 ini kabel-kabel yang ada di Jalan Teuku Umar dan Jalan Merdeka ujung hingga Gedung Daerah kita turunkan. Keterbatasan penataan kabel ini mengingat biaya menurunkan kabel yang tidak murah,” sebut Gubernur Ansar.
Selain anggaran yang “tersedot” untuk pelaksanaan Pilpres, Pileg dan Pilkada, APBD Kepri juga menurut Gubernur Ansar terpengaruh oleh turunnya dana bagi hasil (DBH) akibat fluktuasi harga minyak dunia.
Gubernur Ansar menyebut memiliki rencana besar dalam menata wajah Kota Tanjungpinang agar lebih menarik dan dapat menarik kunjungan wisatawan.
Selain penataan Akau Potong Lembu, Jalan Merdeka, Jalan Teuku Umar, Kawasan Gurindam 12 dan Pulau Penyengat yang telah dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir masa kepemimpinannya bersama Wagub Marlin Agustina, Ansar berkeinginan terus melakukan penataan sejumlah kawasan lainnya.
Yang menjadi target berikutnya adalah kawasan Pelantar 1 dan 2, kemudian Jalan Bintan dan Lorong Bintan yang juga memiliki nilai story yang menarik wisatawan.
“Kota Tanjungpinang dengan sejarahnya sebagai ibukota Provinsi Riau, ibukota Kabupaten Kepulauan Riau dan sekarang menjadi ibukota Provinsi Kepulauan Riau, dapat dikatakan merupakan berstatus Kota heritage. Dan seharusnya kota ini ditata menjadi menarik,” papar Gubernur. (***)
Komentar