oleh

Pemkab Pasaman Barat Lakukan Audit Kasus Stunting Tahun 2023

-Pasaman Barat-2,087 views
jurnalzone.id   – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) melakukan Audit Kasus Stunting tahun 2023 yang dibuka oleh Wakil Bupati Pasbar Risnawanto, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan dihadiri oleh tim dari BKKBN Provinsi Sumbar, kepala OPD, tim kesehatan, wali nagari dan stakeholder terkait lainnya, pada Selasa (25/7) di aula kantor bupati setempat.
Wakil Bupati Risnawanto meminta agar tim bekerja maksimal, sehingga tidak ada lagi ditemukan kasus baru dan agar target penurunan angka stunting yang sudah ada saat ini bisa tercapai.
“Walaupun berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) menunjukkan bahwa 5.170 (15,35 persen) bayi dan balita stunting di Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan dari data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa 35,5 persen bayi dan balita stunting tahun 2022 di Kabupaten Pasaman Barat,” jelas Wabup Risnawanto.
Ia menegaskan, bahwa pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting mencapai angka 14 persen. Dengan adanya target tersebut, ia berharap semua tim yang terlibat harus semangat dan optimis bahwa target akan tercapai di tahun mendatang.
“Tentunya target ini jangan kita anggap tidak mungkin tercapai, jika kita bisa bersama-bersama untuk mewujudkannya dalam dua tahun ke depan,” kata Risnawanto.
Wabup Risnawanto meminta kepada semua tim yang terlibat agar bekerja maksimal. Mulai dari pemantauan kepada ibu hamil hingga mempunyai anak Baduta atau bayi dua tahun. Agar masa emas seribu hari pertama kehidupan, berjalan optimal baik dari sisi kesehatan maupun pola asuh yang diterapkan.
“Keluarga yang memiliki pasangan usia subur pasca persalinan diharapkan mendapatkan pelayanan KB agar dapat mengatur jarak kehamilan dari sebelumnya. Sehingga optimalisasi pengasuhan dan pencurahan kasih sayang terpusat kepada anak yang dilahirkan. Ada beberapa upaya upaya yang kita lakukan agar kasus stunting ini tidak terus bertambah di Kabupaten Pasaman Barat, sehingga audit yang kita lakukan ini berjalan sesuai harapan,” katanya.
Ia juga meminta anak usia 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif dan Balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap, serta vitamin dan suplemen lainnya.
Sementara itu, Kepala Tim Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Provinsi Sumbar, Rismiati berharap kegiatan Audit Kasus Stunting berjalan sesuai harapan.
“Yang lebih penting adalah koordinasi, dan kerjasama harus terus kita lakukan, agar upaya menurunkan prevalensi stunting berjalan maksimal,” tutur Rismiati.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala DPPKBP3A Pasbar, dr Anna Rahmadia yang menyampaikan bahwa kegiatan aksi Audit Kasus Stunting dilakukan untuk menggali kasus stunting dan mencegah adanya kasus baru.
“Audit yang kita lakukan di sini bukan akuntabilitas. Namun audit untuk mencegah status baru,” sebutnya.
Ia juga menegaskan bahwa tujuan dilakukan kegiatan tersebut adalah untuk menguatkan komitmen bersama dalam melaksanakan aksi percepatan penurunan stunting, tersusunnya rencana aksi serta berupaya mengoptimalisasikan kegiatan Bapak Bunda Asuh Anak Stunting di Kabupaten Pasaman Barat.Pemkab Pasaman Barat Lakukan Audit Kasus Stunting Tahun 2023
Risnawanto: Jangan ada lagi penambahan kasus baru
Pasbar, Diskominfo–
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) melakukan Audit Kasus Stunting tahun 2023 yang dibuka oleh Wakil Bupati Pasbar Risnawanto, selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dan dihadiri oleh tim dari BKKBN Provinsi Sumbar, kepala OPD, tim kesehatan, wali nagari dan stakeholder terkait lainnya, , pada Selasa (25/7) di aula kantor bupati setempat.
Wakil Bupati Risnawanto meminta agar tim bekerja maksimal, sehingga tidak ada lagi ditemukan kasus baru dan agar target penurunan angka stunting yang sudah ada saat ini bisa tercapai.
“Walaupun berdasarkan data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (ePPGBM) menunjukkan bahwa 5.170 (15,35 persen) bayi dan balita stunting di Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan dari data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan bahwa 35,5 persen bayi dan balita stunting tahun 2022 di Kabupaten Pasaman Barat,” jelas Wabup Risnawanto.
Ia menegaskan, bahwa pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting mencapai angka 14 persen. Dengan adanya target tersebut, ia berharap semua tim yang terlibat harus semangat dan optimis bahwa target akan tercapai di tahun mendatang.
“Tentunya target ini jangan kita anggap tidak mungkin tercapai, jika kita bisa bersama-bersama untuk mewujudkannya dalam dua tahun ke depan,” kata Risnawanto.
Wabup Risnawanto meminta kepada semua tim yang terlibat agar bekerja maksimal. Mulai dari pemantauan kepada ibu hamil hingga mempunyai anak Baduta atau bayi dua tahun. Agar masa emas seribu hari pertama kehidupan, berjalan optimal baik dari sisi kesehatan maupun pola asuh yang diterapkan.
“Keluarga yang memiliki pasangan usia subur pasca persalinan diharapkan mendapatkan pelayanan KB agar dapat mengatur jarak kehamilan dari sebelumnya. Sehingga optimalisasi pengasuhan dan pencurahan kasih sayang terpusat kepada anak yang dilahirkan. Ada beberapa upaya upaya yang kita lakukan agar kasus stunting ini tidak terus bertambah di Kabupaten Pasaman Barat, sehingga audit yang kita lakukan ini berjalan sesuai harapan,” katanya.
Ia juga meminta anak usia 0-6 bulan mendapatkan ASI eksklusif dan Balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap, serta vitamin dan suplemen lainnya.
Sementara itu, Kepala Tim Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Provinsi Sumbar, Rismiati berharap kegiatan Audit Kasus Stunting berjalan sesuai harapan.
“Yang lebih penting adalah koordinasi, dan kerjasama harus terus kita lakukan, agar upaya menurunkan prevalensi stunting berjalan maksimal,” tutur Rismiati.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala DPPKBP3A Pasbar, dr Anna Rahmadia yang menyampaikan bahwa kegiatan aksi Audit Kasus Stunting dilakukan untuk menggali kasus stunting dan mencegah adanya kasus baru.
“Audit yang kita lakukan di sini bukan akuntabilitas. Namun audit untuk mencegah status baru,” sebutnya.
Ia juga menegaskan bahwa tujuan dilakukan kegiatan tersebut adalah untuk menguatkan komitmen bersama dalam melaksanakan aksi percepatan penurunan stunting, tersusunnya rencana aksi serta berupaya mengoptimalisasikan kegiatan Bapak Bunda Asuh Anak Stunting di Kabupaten Pasaman Barat.(Yunita)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed