jurnalzone.id , Pasbar – Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Inflasi bersama Menteri Dalam Negeri RI dari Ruang Balkon Kantor Bupati Pasbar pada Senin (18/11). Rapat yang berlangsung secara virtual tersebut dipimpin oleh Plt. Sekjen Kemendagri, Tomsi Tohir, dari Sasana Bhakti Praja, Kemendagri, Jakarta Pusat.
Dalam arahannya, Tomsi Tohir menekankan pentingnya antisipasi terhadap curah hujan tinggi di seluruh daerah karena dapat menyebabkan bencana, seperti banjir dan longsor, yang berdampak pada kenaikan harga pangan.
“Berkaitan dengan harga pangan, kita akan menghadapi Pilkada, Natal, dan Tahun Baru, serta curah hujan yang tinggi saat ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan persiapan untuk menghadapi hal-hal tersebut. Jangan sampai terjadi kenaikan harga yang tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya,” tegasnya.
Sementara itu, Plh. Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional, Rinna Syawal, menyampaikan beberapa komoditas di tingkat produsen yang harganya berada di bawah Harga Acuan Penjualan atau Harga Pembelian Pemerintah (HAP/HPP) yang perlu menjadi perhatian. Di antaranya adalah cabai merah keriting (33,00% < HAP), kedelai biji kering (turun 17,96%), jagung pipilan kering (turun 12,20%), telur ayam ras (turun 10,87%), dan gabah kering giling (GKG) penggilingan (turun 1,76%).
Sebaliknya, beberapa komoditas di tingkat konsumen mencatat harga di atas Harga Acuan Penjualan atau Harga Eceran Tertinggi (HAP/HET), seperti beras medium Zona 3 (naik 19,84%), beras premium Zona 3 (naik 19,53%), dan beras medium Zona 2 (naik 7,17%).
Badan Pangan Nasional telah melakukan berbagai langkah untuk menjaga inflasi, mengendalikan kemiskinan ekstrem, dan mengentaskan stunting, antara lain koordinasi stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras, optimalisasi penyaluran beras SPHP terutama di wilayah dengan harga tinggi, elaksanaan Gerakan Pangan Murah, fasilitasi distribusi pangan dan pengelolaan kios pangan.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyebutkan bahwa berdasarkan data historis empat tahun terakhir, inflasi pada bulan November selalu lebih tinggi dibandingkan inflasi Oktober. Komoditas yang sering menyumbang inflasi pada bulan November di antaranya telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, tarif angkutan udara, dan emas perhiasan.
“Pada Oktober 2024, komoditas yang menunjukkan kenaikan harga adalah telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras, bawang merah, dan emas perhiasan. Sementara itu, tarif angkutan udara menunjukkan penurunan atau deflasi,” ungkapnya.
Kadiv Hubungan Kelembagaan Perum BULOG, Epi Sulandari, menyampaikan bahwa berdasarkan data Indeks Harga Konsumen (IHK), peredaran beras SPHP BULOG di tujuh kabupaten/kota cukup besar. Penjualan beras SPHP di kabupaten/kota lainnya diharapkan dapat ditingkatkan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah atau dinas terkait, baik melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) maupun penjualan ke kios-kios penyeimbang.
Pada minggu pertama November 2024, terdapat 43 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras, namun jumlah tersebut turun 34 persen atau setara dengan 12 kabupaten/kota dibandingkan minggu sebelumnya.
Di Kabupaten Pasaman Barat, data harga bahan pangan menunjukkan tren kenaikan pada beberapa komoditas dari 1 November hingga 18 November 2024. Beberapa bahan pangan yang mengalami kenaikan harga adalah cabai rawit hijau dan daging ayam broiler/ras. Sementara itu, harga ikan laut tongkol justru mengalami penurunan.
Berikut rincian perubahan harga bahan pangan di Pasaman Barat:
– 12 November 2024: Harga ikan laut tongkol turun 6,67%.
– 17 November 2024: Harga cabai rawit hijau naik 8,33%.
– 18 November 2024: Harga daging ayam broiler/ras naik 3,57%.
Data harga tersebut diperoleh dari pasar-pasar di wilayah Kinali, Simpang Tiga, Simpang Empat, Kapar, Padang Tujuh, Kajai, Talu, dan Paraman Ampalu.(Yunita)
Komentar